Translate

Sunday, June 2, 2013

Pebisnis Hebat Berpikir Skeptis sekaligus Terbuka terhadap Inovasi Bisnis

Dalam era perubahan pasar yang sangat cepat ini, hanya bisnis atau UKM yang selalu berinovasi yang mampu bertahan. Dan itu bukan hal mudah jika kita sendiri adalah pengelola bisnis atau UKM. Kita dituntut untuk mampu terbuka terhadap ide-ide baru – yang pasti mengandung resiko – sekaligus melindungi stabilitas bisnis dengan memprediksi konsep yang rasional.

menyikapi ide inovatif
Sebagai pebisnis hebat, Anda harus mampu bersikap skeptis sekaligus terbuka. Dengan sifat keduanya yang saling bertolakbelakang, menemukan titik keseimbangan yang pas seringkali terasa sangat berat.
“Inovasi menarik-narik pemikiran para pengelola bisnis kesana kemari,” kata Sam Hunter, psikolog yang mempelajari inovasi di Penn State University. Mempelajari kapan dan bagaimana mempergunakan kedua pola pikir di atas akan sangat membantu Anda untuk melewati proses inovasi secara efektif.

Keempat tips berikut akan berguna untuk menentukan sikap yang tepat terhadap ide kreatif sembari menjaga stabilitas bisnis Anda:

 1. Terimalah Semua Ide Terlebih Dahulu

Pada awal proses kreatif, ketika kita sedang memunculkan gagasan-gagasan, kita harus selalu terbuka pada saran apapun.
“Agar pemikiran kreatif bisa muncul dengan leluasa, tim diskusi harus sepakat bahwa semua ide – yang paling aneh sekalipun – harus ditampung,” saran Hunter. Dengan membangun spirit keterbukaan, akan tercipta perasaan aman untuk menyuarakan gagasan.
Kita harus beranggapan bahwa setiap ide memiliki potensi untuk menjadi besar. “Seorang pebisnis harus berpikir positif sepanjang proses awal ini”, tambahnya. Suatu ide yang buruk bisa menginspirasikan ide brilian. Jadi, doronglah orang untuk mengambil resiko dan berikan kepada mereka ruang yang aman untuk melakukannya.

 2. Fokuskan untuk Mengembangkan Ide, Bukan Mengkritiknya

Munculkan diskusi yang hidup guna menghasilkan gagasan-gagasan yang lebih baik. Ide-ide orisinil bisa jadi terasa aneh, namun Anda bisa memunculkan respon-respon yang membuatnya menjadi semakin nyata. Ini adalah proses yang organik. Dengan seiring jalannya diskusi, suatu ide bisa semakin kuat didukung oleh ide-ide yang muncul berikutnya.
Jangan pernah mengkritik suatu ide sesaat setelah ide itu disampaikan! Kritik yang terlalu dini memunculkan kesan bahwa si pengkritik sudah tak mau lagi membuka diri terhadap ide dari orang lain. Hal ini membekukan dan membunuh proses kreatif. Kembangkan suatu ide selebar mungkin sebelum mulai mengkritiknya.

 3. Buatlah Sketsa atau Prototip Sederhana

Sesudah fase brainstorm awal, pilihlah sejumlah ide yang paling menarik bagi grup diskusi. Pilihlah gagasan-gagasan yang beragam – termasuk yang paling beresiko sekalipun, dan rumuskan cara sederhana untuk menguji ide tersebut secara nyata.
“Sediakan waktu agar ide itu mewujud,” ujar Hunter. “Evaluasi baru benar-benar bisa dilakukan sesudah suatu ide dipraktekkan dalam jangka waktu tertentu.”
Kuncinya adalah menguji ide secara cepat dan murah. Anda bisa melakukannya dengan menjalankan prototip sederhana, menyusun sketsa rencana, atau menjalankannya dalam tim. Jangan keliru, sebuah ide yang terlihat konyol saat diucapkan atau dituliskan bisa jadi luar biasa saat dijalankan!

 4. Bersikaplah Skeptis Sebelum Mengeluarkan Dana

Sesudah prototip atau sketsa lengkap, bersikaplah sekritis mungkin. Hunter mengatakan, “Perspektif skeptis harus dipakai ketika biaya sudah hampir dikeluarkan.” Proses kreatif diakhiri pada fase ini, pengawasan dan evaluasi nyata mulai dijalankan.
Mengumpulkan segala informasi terkait suatu gagasan dan menguji seberapa bagus gagasan itu akan mendorong Anda untuk mencapai tujuan : inovasi.
Satu hal yang perlu Anda ingat: gagasan yang bagus tak selalu berhasil ketika dijalankan sebagai praktek bisnis nyata!

No comments:

Post a Comment

Recent Comments

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...